Katipol.com - Cara Budidaya Karet, Pohon karet merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak fungsi. banyak kalangan memanfaatkan getah karet sebagai pembuatan peralatan-peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion.
Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan. Sumber :Wikipedia.com.
Syarat Tumbuh
Pada manual teknik budidaya karet, karet akan tumbuh dengan baik jika beberapa syarat paling mendasar terpenuhi. Lahan yang akan ditanami karet sebaiknya berada di wilayah dengan temperatur udara rata-rata 24ºC-18ºC dengan curah hujan rata-rata 1.500-2.000 mm per tahun. Setiap harinya, paling tidak sinar matahari terpapar sempurna selama 5-7 jam. Tanaman karet juga memerlukan tingkat kelembaban yang tinggi untuk tumbuh.
Kondisi tanah yang diinginkan oleh tanaman karet adalah tanah dengan tingkat kesuburan yang tinggi dan tidak mengandung padas sehingga air bisa diteruskan dengan baik. Tingkat keasaman tanah yang sesuai adalah sekitar pH 5-6 dengan batas toleransi pH 3-8. Tanah yang cocok untuk budidaya karet mempunyai ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.
Pembibitan
Ada beberapa cara pembibitan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bibit karet dengan sifat unggul. Pembibitan karet bisa dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah tahap persemaian perkecambahan sedangkan tahap pembibitan selanjutnya adalah persemaian bibit.
Untuk tahap persemaian perkecambahan, benih karet akan disemai di bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1-1,2 meter dengan ukuran panjang yang disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Pasir dengan tekstur halus disebarkan di atas bedengan dengan ketebalan 5-7 cm. Natural Glio perlu pula dikembangbiakkan di dalam pupuk kandang yang ditambah 1 mg Natural Glio sebelum siap ditebar di atas bedengan. Dauh atau jerami dengan ukuran tinggi 1m diperlukan untuk naungan sisi timur dan ukuran tinggi 80 cm diperlukan sebagai naungan sisi barat.
Benih direndam dalam larutan POC NASA dengan takaran satu tutup untuk satu liter air selama 3-6 jam. Benih akan disemaikan langsung harus disiram dengan larutan POC NASA dengan takaran setengah tutup per liter air. Untuk cara tanam benih yang benar, jarak tanam dipertahankan selebar 1-2 cm. Benih yang sudah disemai harus disiram secara teratur dan normalnya benih akan mulai berkecambah pasa usia 10-14 hari setelah tanam.
Benih yang sudah berkecambah kemudian dipindahkan ke area persemaian bibit yang sudah dicangkul dengan kedalaman 60-75 cm kemusian dihaluskan serta diratakan. Area tersebut perlu dibuat bedengan dengan ketinggian 20 cm termasuk parit antar bedengan dengan kedalaman 50 cm. Selanjutnya, cara menanam benihnya adalah dengan membuat jarak tanam 40 x 40 x 60 cm untuk bibit okulasi coklat dan jarak tanam 20 x 20 x 60 untuk bibit okulasi hijau.
Selain perlu disiram secara teratur, bibit dalam persemaian perlu pula dipupuk dengan pupuk makro selama 3 bulan sekali dan perlu pula disiram dengan POC NASA setiap 1-2 minggu sekali. Klon untuk benih dan bibit unggul bisa ditemukan di lembaga riset pemerintah maupun swasta seperti Balai Penelitian Karet Getas.
Pengolahan Tanah
Proses bercocok tanam karet selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengolah tanah sebelum bibit karet siap ditanam. Tanah dibersihkan dari pohon besar dengan penebangan dan alang-alang dengan menggunakan herbisida. Sisa penyakit perlu pula dibasmi dengan menggunakan fungisida. Teras perlu dibuat pada tanah dengan kemiringan di atas 10 deg sementara rorak perlu dibuat pada tanah yang landai sebagai aliran air serta pencegah erosi.
Pemancangan juga diperlukan dalam teknik menanam karet sesuai dengan jarak tanam serta tingkat kerapatan pohon yang direncanakan. Dua minggu sebelum penanaman karet, lubang tanam harus dibuat terlebih dahulu pada titik pancang dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm. Pupuk juga perlu ditambahkan ke dalam lubang untuk memacu pertumbuhan akar pohon karet yang baru saja ditanam.
Penanaman dan Penyulaman Karet
Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Kantong polybag harus dibuka sebelum bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun dengan tanah. Setiap 1-2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet.
Perawatan dan Pemeliharan
Langkah perawatan awal yang harus dilakukan pada tanaman karet adalah dengan membuang tunas palsu dan tunas cabang sebelum tunas berkayu. Selain cara pemliharaan tersebut, percabangan tanaman juga perlu dibentuk dan dirangsang dengan cara penyanggulan, pengikatan batang, pemotongan ujung batang, pemotongan ujung tunas, pengguguran daun, maupun pengeratan batang. Penyanggulan merupakan cara yang paling direkomendasikan.
Tumpang Sari
Penanaman tumpang sari pada lahan karet merupakan salah satu tips yang sangat berguna untuk meningkatkan produktivitas lahan perkebunan karet itu sendiri. Sebelum karet siap menghasilkan, tanaman tumpang sari akan memberikan pendapatan selain akan sangat membantu mengurangi rendahnya harga komoditas karet.
Pemupukan
Agar pertumbuhan tanaman karet semakin cepat dan semakin cepat matang sadap, pemupukan perlu dilakukan. Pergantian musim penghujan ke musim kemarau merupakan saat yang paling tepat untuk memberikan pupuk yang berupa pupuk urea, SP 36, dan KCl dengan perbandingan dan frekuensi yang sesuai dengan umur pohon karet.
Demikian artikel kami kali ini mengenai cara budidaya karet, selamat mencoba dan semoga sukses.
Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan. Sumber :Wikipedia.com.
Syarat Tumbuh
Pada manual teknik budidaya karet, karet akan tumbuh dengan baik jika beberapa syarat paling mendasar terpenuhi. Lahan yang akan ditanami karet sebaiknya berada di wilayah dengan temperatur udara rata-rata 24ºC-18ºC dengan curah hujan rata-rata 1.500-2.000 mm per tahun. Setiap harinya, paling tidak sinar matahari terpapar sempurna selama 5-7 jam. Tanaman karet juga memerlukan tingkat kelembaban yang tinggi untuk tumbuh.
Kondisi tanah yang diinginkan oleh tanaman karet adalah tanah dengan tingkat kesuburan yang tinggi dan tidak mengandung padas sehingga air bisa diteruskan dengan baik. Tingkat keasaman tanah yang sesuai adalah sekitar pH 5-6 dengan batas toleransi pH 3-8. Tanah yang cocok untuk budidaya karet mempunyai ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.
Pembibitan
Ada beberapa cara pembibitan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bibit karet dengan sifat unggul. Pembibitan karet bisa dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah tahap persemaian perkecambahan sedangkan tahap pembibitan selanjutnya adalah persemaian bibit.
Untuk tahap persemaian perkecambahan, benih karet akan disemai di bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1-1,2 meter dengan ukuran panjang yang disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Pasir dengan tekstur halus disebarkan di atas bedengan dengan ketebalan 5-7 cm. Natural Glio perlu pula dikembangbiakkan di dalam pupuk kandang yang ditambah 1 mg Natural Glio sebelum siap ditebar di atas bedengan. Dauh atau jerami dengan ukuran tinggi 1m diperlukan untuk naungan sisi timur dan ukuran tinggi 80 cm diperlukan sebagai naungan sisi barat.
Benih direndam dalam larutan POC NASA dengan takaran satu tutup untuk satu liter air selama 3-6 jam. Benih akan disemaikan langsung harus disiram dengan larutan POC NASA dengan takaran setengah tutup per liter air. Untuk cara tanam benih yang benar, jarak tanam dipertahankan selebar 1-2 cm. Benih yang sudah disemai harus disiram secara teratur dan normalnya benih akan mulai berkecambah pasa usia 10-14 hari setelah tanam.
Benih yang sudah berkecambah kemudian dipindahkan ke area persemaian bibit yang sudah dicangkul dengan kedalaman 60-75 cm kemusian dihaluskan serta diratakan. Area tersebut perlu dibuat bedengan dengan ketinggian 20 cm termasuk parit antar bedengan dengan kedalaman 50 cm. Selanjutnya, cara menanam benihnya adalah dengan membuat jarak tanam 40 x 40 x 60 cm untuk bibit okulasi coklat dan jarak tanam 20 x 20 x 60 untuk bibit okulasi hijau.
Selain perlu disiram secara teratur, bibit dalam persemaian perlu pula dipupuk dengan pupuk makro selama 3 bulan sekali dan perlu pula disiram dengan POC NASA setiap 1-2 minggu sekali. Klon untuk benih dan bibit unggul bisa ditemukan di lembaga riset pemerintah maupun swasta seperti Balai Penelitian Karet Getas.
Pengolahan Tanah
Proses bercocok tanam karet selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengolah tanah sebelum bibit karet siap ditanam. Tanah dibersihkan dari pohon besar dengan penebangan dan alang-alang dengan menggunakan herbisida. Sisa penyakit perlu pula dibasmi dengan menggunakan fungisida. Teras perlu dibuat pada tanah dengan kemiringan di atas 10 deg sementara rorak perlu dibuat pada tanah yang landai sebagai aliran air serta pencegah erosi.
Pemancangan juga diperlukan dalam teknik menanam karet sesuai dengan jarak tanam serta tingkat kerapatan pohon yang direncanakan. Dua minggu sebelum penanaman karet, lubang tanam harus dibuat terlebih dahulu pada titik pancang dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm. Pupuk juga perlu ditambahkan ke dalam lubang untuk memacu pertumbuhan akar pohon karet yang baru saja ditanam.
Penanaman dan Penyulaman Karet
Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Kantong polybag harus dibuka sebelum bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun dengan tanah. Setiap 1-2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet.
Perawatan dan Pemeliharan
Langkah perawatan awal yang harus dilakukan pada tanaman karet adalah dengan membuang tunas palsu dan tunas cabang sebelum tunas berkayu. Selain cara pemliharaan tersebut, percabangan tanaman juga perlu dibentuk dan dirangsang dengan cara penyanggulan, pengikatan batang, pemotongan ujung batang, pemotongan ujung tunas, pengguguran daun, maupun pengeratan batang. Penyanggulan merupakan cara yang paling direkomendasikan.
Tumpang Sari
Penanaman tumpang sari pada lahan karet merupakan salah satu tips yang sangat berguna untuk meningkatkan produktivitas lahan perkebunan karet itu sendiri. Sebelum karet siap menghasilkan, tanaman tumpang sari akan memberikan pendapatan selain akan sangat membantu mengurangi rendahnya harga komoditas karet.
Pemupukan
Agar pertumbuhan tanaman karet semakin cepat dan semakin cepat matang sadap, pemupukan perlu dilakukan. Pergantian musim penghujan ke musim kemarau merupakan saat yang paling tepat untuk memberikan pupuk yang berupa pupuk urea, SP 36, dan KCl dengan perbandingan dan frekuensi yang sesuai dengan umur pohon karet.
Demikian artikel kami kali ini mengenai cara budidaya karet, selamat mencoba dan semoga sukses.
Loading...
