
Bruniq.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Harismenyebut, tampang dan penampilan bukanlah yang terpenting saat ini, melainkan komitmen untuk menjadikan Indonesia lebih baik melalui kerja yang jelas.
Hal itu disampaikan Haris lewat akun Twitternya, @sy_haris, dalam mengomentari sebuah artikel yang memuat aksi protes ribuan warga Boyolali, Jawa Tengah terhadap pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyinggung bahwa 'tampang Boyolali' tidak bisa masuk hotel mewah.
"Era sekarang bukan tampang dan penampilan yang penting, tapi komitmen untuk menjadikan Indonesia lebih baik melalui kerja yang jelas," kata @sy_haris, Minggu (4/11/2018).
"Tampang ndeso atau kota tidak penting dan bukan substansi. Yang terpenting & substansi di zaman now adalah kapasitas & kinerja," tandasnya.
Dalam cuitan lainnya, ia mengomentari artikel soal adanya warga Boyolali yang mempolisikan Prabowo karena ucapannya itu.
Haris berharap, polemik terkait pidato yang menyinggung 'tampang Boyolali' ini, dapat menjadi pelajaran bagi Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Semoga menjadi pelajaran bagi pak @prabowo. Pemimpin mestinya justru mengangkat harkat orang kecil," cuit @sy_haris.
Sebelumnya, saat berpidato di acara peresmian Posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno di Kabupaten Boyolali, Selasa (30/10/2018), Prabowo sempat menyinggung soal 'tampang Boyolali' tidak bisa masuk hotel mewah.
Awalnya, Prabowo menyebut jika bangsa Indonesia tidak menguasai perekonomiannya sendiri. Sebagai contoh ia menyinggung banyak gedung dan hotel-hotel mewah di Jakarta yang bukan milik Indonesia.
Mantan Danjen Kopassus itu kemudian menyinggung sejumlah nama hotel mewah. Ia menegaskan, hotel-hotel itu tidak bisa dinikmati oleh rakyat kelas bawah, lantaran bukan tampang orang kaya, melainkan 'tampang Boyolali.'
"Sebut saja hotel mana di dunia yang paling mahal, ada di Jakarta. Ada Ritz Carlton, ada apa itu, Waldorf Astoria Hotel. Namanya saja kalian tidak bisa sebut. Ada St Regis dan macam-macam itu semua tapi saya yakin kalian tak pernah masuk hotel-hotel tersebut. Betul?" sambung Prabowo.
"Kalian kalau masuk mungkin kalian diusir karena tampang kalian tidak tampang orang kaya. Tampang kalian, ya, tampang-tampang Boyolali ini," ungkap Prabowo.
Pidato Prabowo itu berbuntut panjang. Pada Jumat (2/11/2018) malam, Ia dilaporkan di Polda Metro Jaya oleh seorang pria kelahiran Boyolali bernama Dakun karena menganggap ucapan Prabowo telah menyinggung warga Boyolali.
Sementara di Boyolali, ribuan warga turun ke jalan pada Minggu (4/11/2018) kemarin dan mengecam pernyataan Prabowo. Mereka juga menuntut Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta maaf lantaran pernyataannya dinilai merendahkan martabat warga Boyolali.
Loading...
