Katipol.com - Film A Man Called Ahok fokus bercerita tentang kehidupan keluarga
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Kecamatan Gantung, Belitung Timur.
Dominannya, ihwal hubungan Ahok dan ayahnya, Tjoeng Kiem Nam.
Tidak ada kisah cinta Ahok dengan mantan istri, Veronica Tan.
Film yang turut menggunakan bahasa Khek ini pun menyucikan diri dari
kontroversi Ahok dalam kasus Surat Al-Maidah: 51. Kontroversi ini berujung
demonstrasi berjilid-jilid oleh gerakan massa yang menamakan diri 212 merujuk
kepada tanggal dan bulan demonstrasi besar menuntut Ahok dipenjara atas tuduhan
penistaan agama.
Sang Sutradara film, Putrama Tuta mengatakan, film itu hanya
fokus bercerita bagaimana Tjoeng Kiem Nam mendidik anak, khususnya Ahok. Menurut
dia, fokus kehidupan lain dari Mantan Gubernur DKI Jakarta itu hanya akan
mengkaburkan nilai yang ingin disampaikan dari film A Man Called Ahok.
"Dengan adanya karakter lain, seperti Ibu Veronica di
sini fokus cerita akan terpecah," kata Tuta, saat press screening di
Epicentrum XXI, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin, 5 November 2018.
Film itu mengambil kisah mulai dari Ahok duduk di bangku SMP
dan berakhir ketika terpilih sebagai Bupati Belitung Timur pada 2005. Walau
pada September tahun 1997 Ahok menikah dengan Veronica, namun kisah itu tidak
disajikan.
Sepanjang film, kedermawanan Tjoeng Kiem Nam yang diperankan
oleh aktor asal Malaysia, Chew Kin Wah, kerap ditonjolkan. Sementara Ahok yang
diperankan Daniel Mananta dalam film itu digambarkan meneladani, sekaligus
berselisih dengan Tjoeng. Penulis buku A Man Called Ahok, Rudi Valinka mengungkapkan,
sosok Tjoeng Kiem Nam sangat dikenal di Belitung Timur sampai saat ini. Bahkan,
nama sang ayah lebih dikenal ketimbang Ahok.
Rudi berujar, dikenalnya nama Ahok merupakan peran kebaikan
Tjoeng Kiem Nam kepada masyarakat di Belitung Timur. "Ternyata yang hebat
itu bapaknya, bapaknya yang super," katanya. (Tempo)
Loading...

